Dongeng Binongko "La Kolo-Kolopua dan La Ndoke-Ndoke"

La Kolo-Kolopua & La Ndoke-Ndoke
La Kolo-Kolopua : Kura-kura
La Ndoke-Ndoke : Monyet

Suatu ketika dua sahabat ini berjalan menyelusuri sungai, tiba-tiba nampak dari kejauhan La Kolo-Kolopua melihat benda yang terapung di atas permukaan air sungai. Hal itu membuat mereka penasaran atas benda yang mereka lihat, setelah melakukan diskusi maka sepakatlah mereka berdua untuk menyelam menghampiri benda yang mereka lihat.
Semakin jauh mereka menyelam maka semakin nampak jelas benda terapung yang mereka penasarankan.
Dan setelah sampai pada benda tersebut barulah rasa penasaran mereka terjawab, ternyata benda yang mereka penasarankan adalah tidak lain hanyalah satu batang pohon pisang. Mereka pun mendorong batang pisang tersebut ke tepi sungai, "kalau saja saya tau ini adalah hanya sebatang pohon pisang, saya tidak akan melakukan hal capek seperti ini" ujar La Ndoke-Ndoke dengan suara ngos-ngosan dan sedikit perasaan kesal yang nampak dalam raut wajahnya setelah ia sampai di tepi sungai.
"bagaimana kalau batang pisang ini kita budidayakan dengan cara menanamnya kembali??" sahut La Kolo-Kolopua, "jika kita bisa merawatnya, kelak rasa capek kita hari ini akan terbayarkan dengan menikmati buah dari pohon pisang ini" lanjutnya kepada La Ndoke-Ndoke sekaligus memberikan saran.
Awal nya La Ndoke-Ndoke tidak menerima saram dari La Kolo-Kolopua, namun setelah membayangkan akan pohon pisang yang ia tanam bisa berbuah lebat ia menjadi berubah pikiran dan menerima saran dari La Kolo-Kolopua. Maka di potonglah pohon pisang tersebut menjadi dua bagian, yang satu bagian akar dan yang satunya adalah bagian pucuk pohon. " Ayo La Ndoke-Ndoke, kamu mau pilih bagian yang mana??" ujar la Kolo-Kolopua, dengan cepat La Ndoke-Ndoke memilih batang pisang bagian pucuk dengan alasan jika ia memilih bagian pucuk, pasti pohon pisang nya akan lebih cepat berbuah.
Maka diambilah batang pisang bagian pucuk dan ia langsung bergegas pergi untuk segera menanam pohon pisangnya begitupun juga La Kolo-Kolopua, ia segera mengambil batang pisang bagian akar untuk segera ia tanam pada kebun miliknya.
Singkat cerita, setelah beberapa pekan berlalu berkunjunglah La Ndoke-Ndoke ke rumah La Kolo-Kolopua untuk menanyakan perkembangan pohon pisang yang sama-sama mereka tanam. "Ow La Kolo-Kolopua, no ahamo na loka i amou" tanya La Ndoke-Ndoke, "yaku parahu'umo no tumbu na ro'o no, ara iko'o La Ndoke-Ndoke o ahamo na loka i amou?" tanya balik La Kolo-Kolopua ke La Ndoke-Ndoke, "Yaku o tumbu tumbu mbaleo leo" jawab La Ndoke-Ndoke dengan raut muka sedih dan ia langsung bergegas pergi.
Pekan depan nya La Ndoke-Ndoke kembali berkunjung ke rumah La Kolo-Kolopua, "o ahamo na loka i amou La Kolo-Kolopua?" tanya La Ndoke-Ndoke, " Yaku o hotomo konde-konde, ara iko.o fanaumpamo na loka i amou?" tanya balik La Kolo-Kolopua, " Yaku o tumbu tumbu mbaleo leo " jawab La Ndoke-Ndoke dengan raut muka sedih dan langsung bergegas pergi.
Dan setelah satu minggu kemudia La Ndoke-Ndoke kembali mengunjungi La Kolo-Kolopua untuk menanyakan perkembangan pohon pisang yang ia tanam "o ahamo na loka i amou La Kolo-Kolopua?" tanya La Ndoke-Ndoke, " Yaku o baemo na loka i amossu, ara iko.o fanaumpamo na loka i amou?" tanya balik La Kolo-Kolopua, " Yaku o tumbu tumbu mbaleo leo " jawab La Ndoke-Ndoke dengan raut muka sedih dan langsung bergegas pergi.
Karena setiap kali berkunjung ke rumah La Kolo-Kolopua, La Ndoke-Ndoke selalu sedih karena pohon pisang La Kolo-Kolopua jauh lebih berkembang dengan baik di banding pohon pisang yang ia tanam, bahkan terakhir kali kunjungan dia ke rumah La Kolo-Kolopua pisang yang ia tanam sudah berbuah sedangkan pisang La Ndoke-Ndoke hanya "tumbu tumbu mbaleo leo" (tumbuh-layu-tumbuh-layu) tanpa perkembangan sedikitpun.
Ketika La Ndoke-Ndoke tengah berenung, tiba-tiba ia mendengar suara yang memanggil namanya yang tidak lain itu adalah suara La Kolo-Kolopua " Ow La Ndoke-Ndoke, kumelu tullu kifo akonaku te lokasu. Yaku kade kupo'oli kifo. Ara kade tamale aputtaemo te honiki maka o mota amo na bae loka iso " seketika La Ndoke-Ndoke tersadar dari lamunannya mendengar suara La Kolo-Kolopua. " Ow maimo tointe ku kifo akonso " jawab La Ndoke-Ndoke sembari senyum di depan La Kolo-Kolopua.
Maka bergegaslah mereka berdua untuk ke kebun La Kolo-Kolopua. Sesampainya di kebun, La Ndoke-Ndoke takjub melihat pohon pisang La Kolo-Kolopua dengan buahnya yang sangat banyak dan terlihat segar, dengan cepat La Ndoke-Ndoke langsung menaiki pohon pisang tersebut sedangkan La Kolo-Kolopua menunggu di bawah pohon. " nabuemo na loka atu, po'oli tobage duaemo kei ko'o " teriak La Kolo-Kolopua.
Namun La Ndoke-Ndoke tidak mendengarkan ucapan dari La Kolo-Kolopua, maka ia mengulangi kembali kalimatnya dengan nada suara yang sedikit lebih keras " nabuemo na loka atu, po'oli tobage duaemo kei ko'o ", namun tetap La Ndoke-Ndoke tidak menghiraukan teriakan dari La Kolo-Kolopua.

Di atas pohon La Ndoke-Ndoke hanya menikamati buah pisang dengan rakusnya dan sesekali kulit pisang jatuh kebawah mengenai La Kolo-Kolopua. Melihat aksi La Ndoke-Ndoke, La Kolo-Kolopua sedikit kesal hingga ia berencana untuk menjebak La Ndoke-Ndoke. Ia pun langsung memasang jebakan di bawah pohon pisang dengan menancapkan sebilah bambu yang sudah di runcingkan.

Setelah menunggu lama, akhirnya La Ndoke-Ndoke siap untuk turun dari pohon pisang karena telah memakan habis buah pisang tanpa menyisahkan sedikitpun untuk La Kolo-Kolopua. Dengan perut kenyang membuat La Ndoke-Ndoke sedikit kesusahan dalam bergerak hingga ia terjatuh dari atas pohon dan "Plukkkkk", badan La Ndoke-Ndoke jatuh tepat mengenai jebakan yang telah di pasang oleh La Kolo-Kolopua.
Singkat cerita, La Ndoke-Ndoke pun tewas dengan kerakusannya.
TAMAT....
Belum ada Komentar untuk "Dongeng Binongko "La Kolo-Kolopua dan La Ndoke-Ndoke""
Posting Komentar