SEKEPING CERITA BERSAMA IMM

Saya ingin berbagi cerita tentang saya dan IMM, meski hanya sekeping. Bukan sok eksis, apalagi narsis. Hanya ingin berbagi saja.
Saya memasuki organisasi anak Muhammadiyah ini pada tahun 2018. Atas saran seorang senior satu kampung dengan saya juga kebetulan ia adalah Kader (IMMawan Edy Sutriadi) , saya tertarik untuk ikut Latihan dasar organisasi yang di IMM disebut dengan Darul Arqom Dasar. DAD ini sangat berkesan bagi saya. Bukan karena kemudian saya menjadi peserta terbaik, tapi karena ini adalah pertama kalinya saya mengikuti pengakaderan. Kegiatan DAD ini diadakan oleh salah satu komisariat imm yang ada di kota Kendari yaitu PK IMM FHIA UHO angkatan ke III.

(foto kegiatan DAD thn 2018)
Setelah menyelesaikan semua prosesi pengkaderan, kami kembali ke Universitas masing-masing. Saya kembali beraktivitas di tempat dimana saya mengemban pendidikan tingkat strata 1 (IAIN KENDARI). Di IAIN Kendari juga terdapat satu komisariat IMM saat itu "PK IMM IAIN Kendari" yang dinahkodai oleh IMMawan Asman Budiman. Beberapa hari setelah pengkaderan, kami sebagai kader baru diajak untuk mengikuti kajian atau follow up dan beberapa kegiatan rutin lainnya yang melibatkan kader.
Masih teringat, untuk pertama kalinya saya ikut andil dalam kegiatan lapak baca yang diadakan oleh BPH PK IMM IAIN KENDARI pada saat itu. Ada sedikit perasaan berbeda dalam diri saya saat itu. Bagaimana tidak, ini adalah kali pertamanya saya bersama teman-teman seikatan. Mereka terlihat begitu ramah dan sopan, dengan seragam berwarna merah maron yang mencolok di depan taman kampus IAIN KENDARI.
Di penghujung tahun 2019, saya dan 5 orang kawan lainnya, berangkat dari Kendari menuju Kota Palu, untuk mengikuti Pelatihan tingkat lanjut di IMM, yang disebut Darul Arqom Madya (DAM). Satu tahun sebelumnya sudah lama saya menanti waktu ini. Satu tahun bukanlah jangkah waktu yang singkat, saya sempat dua kali ikut mengumpulkan formulir untuk mengikuti pengkaderan DAM, namun setiap bertepatan dengan hari pelakasanaan selalu ada hambatan yang bagi saya pada saat itu adalah hal URGEN. Dari segi materi dan metode pelatihan, jelas DAM berbeda dengan DAD. Ini mulai mengasah analisa, mengangkat isu-isu politik bangsa dan persyarikatan. Pesertanya pun bukan lagi dari tingkat local, tapi mulai regional. Artinya, boleh peserta DAM Kota Palu berasal dari IMM seluruh Indonesia.
Peserta DAM Palu saat itu tak kalah hebat-hebatnya. Di akhir kegiatan kami diajak untuk ikut serta dalam aksi demonstrasi di depan gedung DPRD provinsi Sulawesi Tengah terkait penolakan pembangunan aset disebuah wilayah yang ada di kota Palu. Aksi ini juga dihadiri oleh Pimpinan Cabang IMM Kota Palu, tim instruktur yang bertugas pada saat itu juga kader-kader IMM lainnya dari Kota Palu. Saya dan kawan-kawan pulang ke Kendari membawa tekad besar dan energy positif untuk perbaikan IMM ke depan. Sayang, entah tersandung apa, tekad itu tak sempurna terlaksana. Barangkali sandungan kecil skala prioritas saja. Karena hidup adalah ketetapan, sedang langkahnya adalah pilihan.
Mestinya setelah mengikuti DAM, untuk karir di organisasi dilanjutkan dengan Latihan Instruktur Dasar (LID). tapi sayang, saya tak sempat mengikuti LID.
Kepanitiaan
Pertama kali dilibatkan sebagai panitia dalam kegiatan IMM, saya dipercaya menjadi sekretaris panitia. Pada saat itu adalah kegiatan Musyawarah Komisariat. Siapa sangka diakhir kegiatan musykom saya kembali diberi amanah untuk menjadi sekrterasi umum di komisariat PK IMM AMIEN RAIS IAIN KENDARI periode 2019-2020 mendampingi IMMawati Annisa Dea Endarwati sebagai ketua umum terpilih pada saat itu. Juga pada kegiatan musykom ini Komisariat IMM di lingkup IAIN KENDARI terpecah menjadi dua komisariat baru yaitu PK IMM AMIEN RAIS dan PK IMM DJAZMAN AL-KINDI.
Saya juga pernah ikut membantu panitia dalam kegiatan DAD yang di adakan oleh PC IMM KAB. WAKATOBI. Yah, disanalah asal daerah saya, Wakatobi merupakan akronim dari empat pulau yaitu WAngi-Wangi, KAledupa TOmia dan Binongko. Dan saya berasal dari salah satu pulau di Kab. Wakatobi tepatnya di pulau Binongko.
Okey lanjut yah, selama saya ikut serta bertugas dalam membantu panitia, saya cukup bahagia karena ini adalah pertama kalinya saya menjadi panitia DAD walaupun nama saya tidak terlampir dalam SK Kepanitiaan. Ini saya lakukan karena atas dasar inisiatif saya sendiri, dikarenakan ketika saya ikut dalam kegiatan pengkaderan DAD lalu, saya melihat panitia yang bertugas saat itu cukup profesional. Mereka dengan senang hati melayani kami terutama pada saat makan. Dan begitupula yang saya lakukan ketika ikut serta dalam membantu panitia DAD di Kab.Wakatobi.
Selama masa kepengurusan saya, kami juga dapat menunaikan program kerja yang wajib diadakan dalam komisariat yaitu kegiatan pengkaderan atau DAD. Pada saat itu kami tergabung dalam dua komisariat baru yang ada di IAIN KENDARI untuk melaksanakan kegiatan DAD.
Alhamdulillah kegiatannya berjalan cukup lancar dan kami berhasil melahirkan kader-kader baru yang berjumlah kurang lebih 64 orang. Dalam proses persiapan pengkaderan, ada beberapa polemik didalamnya. Apalagi ini adalah kali pertamanya kami mengadakan pengkaderan. Tapi bagi saya polemik adalah hal yang wajar, karena dengannya kita bisa menjadikannya sebagai pelajaran untuk perbaikan kedepannya. Karena Dinamika itu perlu adanya agar kita bisa merasakan arti dari kata proses.

(foto peserta DAD bersama tim instruktur)
Singkat cerita, tibalah akhrinya masa kepengurusan saya di komisariat dan untuk melanjutkan kepengurusan berikutnya perlu adanya musyawarah komisariat. Setelah pembentukan panitia dan rapat bersama steering komite, akhirnya tibalah hari inti untuk pelaksanaan musykom. Alhamdulillah, dari kegiatan musykom lahirlah pimpinan baru untuk kemudian menahkodai Komisariat IMM AMIEN RAIS periode berikutnya yang pada saat itu IMMawan Fazrul terpilih sebagai Ketua Umum.


(foto kegitan musykom)
Setelah kegiatan musykom berakhir, bukan berarti berakhir pula kepengurusan saya di IMM, saya kembali diberikan amanah untuk masuk dalam BPH Cabang IMM KOTA KENDARI periode 2020-2021. Saya dipercayakan untuk menduduki sekretaris bidang media informasi dan komunikasi dalam tatanan kepengurusan cabang. Entahlah, apa yang mendasari teman-teman formatur memposisikan nama saya sebagai Sekbid Medkom? Tapi saya kira, bagi kader IMM Kendari yang kenal dengan saya pasti akan tau jawabannya 😀.
Begitulah kira-kira cerita singkat perjalanan saya di IMM selama kurang lebih tiga tahun atau lebih tepatnya selama saya masih bermukim di kota Kendari karena menjalani aktivitas kuliah. Tiga tahun adalah waktu yang tidak singkat, jika saja saya tuliskan secara detail perjalanan saya di IMM, mungkin itu akan memakan lembar halaman yang sangat banyak. Karena IMM sudah begitu banyak memberikan sesuatu lebih kepada saya. Sedangkan saya pribadi sampai detik ini belum tahu apa yang sudah saya berikan untuk IMM 😧.
Menjadi bagian dari IMM bagiku adalah hal terindah. Karena di IMM lah saya di bentuk dan di didik menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Arti dari sebuah kebahagian dan kekecewaan juga pernah saya dapatkan dalam persyarikatan ini, Karena pada hakikatnya hidup berkelompok tidak akan terlepas dari sebuah dinamika dan dari dinamika itulah lahir sebuah prose yang jika kita tekuni dan jalani dengan lapang dada akan berakhir dengan senyuman bahagia. Seperti apa yang saya rasakan saat ini (bahagia) karena hasil dari buah kesabaran dalam berproses di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Dan itu tidak dapat dipungkiri, kita memang belajar dari proses. Apa yang saya dapatkan hari ini, juga atas peran dan pengaruh organisasi persyarikatan ini. Saya hanya menjalani alur, menikmati menjadi pemain dan memaknai setiap peran.
Terima kasih untuk IMM Kota Kendari. Terima kasih kepada senior-senior hebat. Dan kita memang lebih baik hidup dalam dinamika dan gejolak positif, bukankah? Karena ikan yang hidup di air deras pasti lebih lincah dan kuat dibanding ikan kolam yang airnya tenang.
Tulisan ini dibuat ketika dalam perjalanan pulang kampung dari kota Kendari ke Pulau Binongko dengan membawa gelar akademik strata satu juga gelar IMMawan. Closing statement dari penulis untuk pembaca, " Dimanapun kaki berpijak, kita adalah kader IMM, dan akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai pada Muhammadiyah ". Sabtu, 5/12/20
Billahi fii sabilill haq, Fastabiqul Khairat.
Wassalam....
Penulis: IMMawan Aswad
Belum ada Komentar untuk "SEKEPING CERITA BERSAMA IMM"
Posting Komentar